Hal yang paling menggairahkan tentang puisi adalah sekali kau benar-benar masuk ke dalamnya maka kau takkan pernah menemukan jalan keluar.
(Rey Prameshwara)

Jumat, 04 Mei 2012

Sajak di Seberang Langit (II)

 
II

Senja di atas bukit kali ini kumaki dengan mimpi!
Sudah berkali kuminta pada-Mu, bunuh saja rasaku!
Angkasa sudah membawa semua haruku tentang kisah
Laut sudah meminta semua airmataku akan ujung yang tiada

Aku siapa untuk rindu yang tak pernah memenuhiku?
Aku di mana ketika kematian begitu memamah-biak resahku?
Senja kali ini… Perkenankanlah aku lelah di ujung penantian
Biarkan semua tiada ketika kehadiran selalu tentang airmata

Senja mengikat banyak sekali pijak
Menggulung semua puncak-puncak haru
Menukar semua pongah pada bejana tak beriak
Hingga hanya menyisaku pada sebait larik rindu

Kutukar semua kisah lalu untuk satu lagi bara di dada
Menyematmu di bilik hati terhangat di antara kelindan asa
Memupukmu dengan segenap doa-doa pada ujung legenda
Memilikimu seperti menunggumu pada sekian lalunya masa merasa

Sayatan beku subuh yang menanti
Tak lagi menggerus keroposnya tulang
Mencairlah segala sunyi
Dialiri hangat yang pernah hilang

Sendang ini sarangku
Menganyam jalin-jalin masa-
Tak kupagari dengan kembang sepatu
Biar meluas saja pekarangan jiwa bertabur asa


ditulis oleh Yayag Yp & Rey Prameshwara

2 komentar:

  1. Ditutup dengan sangat bijak dan tenang.
    Sepertinya banyak yang bisa kupelajari dari puisi kita ini mas. Besok mesti kubaca ulang neh.

    BalasHapus
  2. Sudah dibaca ulangkah, Mbak Yayag?
    Bagaimana hasilnya?
    Mohon bimbingannya.

    BalasHapus