Hal yang paling menggairahkan tentang puisi adalah sekali kau benar-benar masuk ke dalamnya maka kau takkan pernah menemukan jalan keluar.
(Rey Prameshwara)

Sabtu, 13 Oktober 2012

Ketika Kau Datang

Aku tidak pernah merindumu,
pada malam tersunyi di Januari
atau di hiruk-pikuk pasar pagi.
Tapi kutahu kau menantiku tak jemu
dengan tatap matamu yang sepi.

Aku takkan memanggilmu ke mari.
Kau takkkan datang bila kuseru
kala malam ditikam angin menderu.
Namun kau tenang berdiam diri
sampai daun dan kembang jadi layu.

Tidak juga padamu aku takut.
Aku tidak menentang terbenamnya matahari,
membuang akal lantas jauh berlari,
bersembunyi darimu di dalam kabut.
Tidak. Di sini aku tetap saja berdiri.

Tapi nanti pasti kau akan datang padaku
saat semua kisah di buku telah lepas.
Di tanganmu kugenggamkan sehelai kertas
juga pena yang kupunya sejak awal waktu.
Ketika kau datang, sajakku akan tuntas!


ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>

Senin, 08 Oktober 2012

Sajak Hampa

Ini malam buram, hitam meredam
semua nyala bara yang berderak,
sedia menggeliat jadi api yang marak;
juga air di bejana, kelam berdiam
dalam kebekuan sunyi, tak bergerak.

Ini bukan waktu yang selalu ditunggu
untuk membuka untai tirai panggung
lakon drama, diiringi senandung kidung:
cinta. Tidak juga untuk membelenggu
semua canda-tawa-riang lepas pasung.

Ini kali mati. Sunyi sepi sendiri di sini.
Beribu harapan dan angan tertelan,
hilang wajah hilang rupa. Perlahan.
Lalu dunia yang di sini hilang penghuni,
semakin kabur, lenyap lantas dilupakan.

Ini malam hanya untuk satu sajak hampa.
Terselip di antara ribuan soneta anggun,
lelap dalam penantian hingga terbangun
saat kematian hadir meminta berjumpa:
Sajak hampa berima bersama maut mengalun.

Tapi mati tanpa kematian adalah maya.
Menarikan pena tak bertinta di atas
lembar-lembar kosong helai kertas.
Juga hidup tanpa kehidupan adalah maya.
Segala makna terhapus, pupus tak berbekas.


ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>