Hal yang paling menggairahkan tentang puisi adalah sekali kau benar-benar masuk ke dalamnya maka kau takkan pernah menemukan jalan keluar.
(Rey Prameshwara)

Minggu, 30 Maret 2014

Untuk Hujan


1/ PADA HUJAN

Pada rintiknya kuselip benih sebutir;
kini tumbuh menjadi takdir.
Pada rinainya kutitip kata sebisik;
kini lantang menjelma larik.
Pada derainya dulu aku berlarian;
kini diam di ujung jalan.



2/ TENTANG HUJAN

Tidak juga basahnya tubuh yang membuat aku menggigil
seperti ketika derumu memanggil.
Hanya saja titik-titik air di kepalaku yang kau tabur
selalu menyeka kenangan yang tidak lekas kabur.

Seringkali aku begitu mencintaimu: kau dingin
melantangkan sajak-sajak pagi hariku.
Sesekali tidak: kau sering menggandeng angin
mengguncang cangkir teh sore hariku.

Tapi aku selalu menyambutmu dengan senyum
lalu kita akan sama tahu
keheningan akan pecah pada guruh yang berdentum;
apa tiba dan apa berlalu.

Meraunglah di mataku yang lengang
biar senyap jadi lelap dalam buaian.
Terkadang hidup terlalu tenang
di antara jenak-jenak tanpa hujan.



ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>