Hal yang paling menggairahkan tentang puisi adalah sekali kau benar-benar masuk ke dalamnya maka kau takkan pernah menemukan jalan keluar.
(Rey Prameshwara)

Senin, 31 Desember 2012

Kau Datang Lagi


Siang ini kau datang lagi.
Lalu duduk di sudut sendiri.
Seperti biasa. Seperti di lain hari.
Selalu saja kau datang lagi.

Kau selalu datang bersama hujan.
Kau datang menghela keheningan.
Aku berdarah di ujung senyuman.
Menyambutmu di ujung jalan.

Kali ini kau datang lagi.
Hujan, hening dan dingin menyertai.
Sekali lagi aku kau peluk-ciumi.
Lalu kau gumamkan bait-bait elegi.

Aku terurai dalam pelukmu.
Berpendar. Lalu menyatu.
Lalu aku kehilangan aku.
Lalu aku menemukan aku.

Sekarang kau datang lagi.
Padaku kau selalu kembali.
Di bahuku kau tikamkan belati.
Aku menjauh dari mati.

Aku tak pernah ingin kau ada.
Tak pernah meminta kau tiba.
Seperti semua orang yang mendoa.
Memohon kau tak pernah ada.

Masih saja kau datang lagi.
Masih menikamkan belati.
Masih menggumamkan elegi.
Masih menguliti wangi melati.

Kali ini kau akan kujamu.
Aku telah terbiasa pada dirimu.
Aku telah akrab pada elegimu.
Juga pada tikaman di bahu.

Duduklah kau di sini.
Kali ini kau kutemani.
Akankah esok nanti
Kau datang lagi?



ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>

(Wajahku) Di Bening Matamu


dalam tenggelam di matamu
ada bayanganku yang semu:
lalu sirna!

pernah tatapmu membelit
menggulung rentang masa
lalu mengurai lagi hilang rupa
ditepis angin dari balik bukit

dulu di matamu selalu kucari sajak
mungkin bersembunyi di kerlingmu
namun bait-bait tanda tanya memerdu
mengiringi tatapanmu yang mengelak

bercermin di matamu yang bening
kucari guratan rupa sebentuk wajah
sejenak tampak nyata di antara resah
lalu perlahan semakin samar dan asing

dalam kenang kutatap matamu
di beningnya kukenali wajahku:
penuh luka!



ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>

Rabu, 26 Desember 2012

Kembang Keempat


sunyi di sini masih bernyanyi
tembang sumbang tanpa bunyi
taman ini terlalu luas tanpa bunga!

rumput sudah terlalu lama berbaring
hijaunya pucat ditampar dedaunan kering
memekikkan rindu pada pelangi bunga

tapi bebatuan terpaku dalam hening
mengharui ranting daun menguning
pada tiap kembang yang kusemai

ini kembang keempat yang kusemai
kembang keempat yang juga usai
dicabut lepas-tuntas angin bimbang!

kembang keempat hilang di derai hujan
tertinggal kelopaknya di rumput taman
lagi wanginya masih saja merdu merinai

barangkali akan kucoba juga
menyemai nanti kembang kelima
atau mungkin ia akan tumbuh sendiri!



ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>

Senin, 24 Desember 2012

Keranjang Cinta


kalau nanti aku datang padamu
hanya keranjang ini yang kubawa
isinya kembang dan buah perdu
kupilih dari yang beribu-ribu

keranjang terjaga dalam dekap
dan aku akan berjalan tanpa kata
tahu pasti jika nanti hari telah gelap
keranjang hangatkan aku dalam lelap

dengan keranjang menuju petang
isinya menyatu menyusun rupa
mewujud indah cinta mengembang
memadat-penuhkan ruang keranjang

kalau nanti aku datang padamu
hanya keranjang ini yang kubawa
isinya cinta yang tak pernah beku
yang di pagi hingga petang dulu
selalu saja kau titipkan padaku
biar kuhias seindah lembayung senja
lalu utuh kupersembahkan untukmu



ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>

Kembali


aku pernah pergi berlari jauh, terlalu jauh
menyusuri lorong yang kukenal namun asing
merayapi jalan-jalan yang sepi namun bising
meninggalkan kapal seraya memotong tali sauh

kau masih saja mengikut
membayang di tiap sudut

juga kamar yang kutinggalkan
masih menggaungkan namamu
yang dulu selalu merdu kuseru
bernada cinta dan kerinduan

aku pernah menghilang di balik bayang ilalang
menikmati dingin lumpur rawa di telapak kaki
bercumbu mesra dengan para serangga berbelati
hingga aku jadi serpihan cacahan kecil tak berbilang

tetap saja kau menanti
jika diriku pulang nanti

untukku kau hampar cinta
luas lapang tanpa tepi
semua jalan yang kutiti
di pintumu akan terhenti
karenamu aku berada
kepadamu aku kembali



ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>

Selasa, 18 Desember 2012

Tanah Retak


aku berpijak di tanah retak
tak tahu arah melangkah
hilang jejak hilang detak
ini tempat tanpa tempat

aku dulu pernah punya janji
untuk tidak lagi merambahi
belantara dengan tanah membara
juga menyepi dari melayari
lautan raya tanpa dermaga

tapi panggung ini terus berlakon
melingkar berpilin berputar saja
seperti sumbang suara serangga di kulit pohon
setiap malam memuntahkan lagu yang sama

cambuk masa menggiringku kembali
pada tempat yang makin asing kini:
di tanah retak ini lagi aku berpijak
didekap tanya, buta-tuli dipeluk sepi


ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>

Senin, 17 Desember 2012

Jalan Itu


bulan mungkin menguning ini malam
mungkin awan menguntai temaram
dan aku masih saja setia menyeret kaki
merayapi setapak malam dalam kelam

di setiap simpang aku menimbang
jalan yang mana di pagi jadi terang
disenyumi paras kembang ilalang biru
juga teduh di pelukan angsana rindang

pada tiap tanjakan kuteguk arak
di setiap kelokan kuserak jejak
perhentian hanya menunda masa
pada ujung jalan kutarik jarak

panjangnya jalan takkan kuukur
lamanya masa takkan kututur
karena ujungnya jalan aku tahu
di gerbangmu aku pasti tersungkur


ditulis oleh Rey Prameshwara
Baca seutuhnya...>>>