Hal yang paling menggairahkan tentang puisi adalah sekali kau benar-benar masuk ke dalamnya maka kau takkan pernah menemukan jalan keluar.
(Rey Prameshwara)

Senin, 07 Mei 2012

Mawar di Tepi Malam

Malam turun diiringi untai-untai doa
Dari sekuntum mawar
Yang tumbuh di pinggir kolam hati
Lirih melantunkan bait-bait puja
Bersyukur telah mekar
Meski malam ini bulan mati

Malam turun sebagai tirai
Penutup satu dari lembar-lembar takdir
Yang menyeret menghisap segala rupa
Tiga lagu masa merinai
Beribu-ribu lagi menanti untuk lahir
Yang lain mengabur di kelabu asap dupa

Malam bagi sekuntum mawar adalah tahta
Dalam kelam menutur syukur
Atas segala pahit luka dan sedih
Atas segala manis suka dan cinta
Bukan untuk mengukur
Dalamnya bahagia atau pedih

Malam bukan akhir dari masa
Karena esok masih akan ada
Hari lagi untuk menebar wangi
Merekahkan cinta menyemai asa
Sebab besok masih akan tiba
Satu takdir untuk digeluti


ditulis oleh Rey Prameshwara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar