1/ PADA HUJAN
Pada rintiknya kuselip benih sebutir;
kini tumbuh menjadi takdir.
Pada rinainya kutitip kata sebisik;
kini lantang menjelma larik.
Pada derainya dulu aku berlarian;
kini diam di ujung jalan.
2/ TENTANG HUJAN
Tidak juga basahnya tubuh yang membuat aku menggigil
seperti ketika derumu memanggil.
Hanya saja titik-titik air di kepalaku yang kau tabur
selalu menyeka kenangan yang tidak lekas kabur.
Seringkali aku begitu mencintaimu: kau dingin
melantangkan sajak-sajak pagi hariku.
Sesekali tidak: kau sering menggandeng angin
mengguncang cangkir teh sore hariku.
Tapi aku selalu menyambutmu dengan senyum
lalu kita akan sama tahu
keheningan akan pecah pada guruh yang berdentum;
apa tiba dan apa berlalu.
Meraunglah di mataku yang lengang
biar senyap jadi lelap dalam buaian.
Terkadang hidup terlalu tenang
di antara jenak-jenak tanpa hujan.
ditulis oleh Rey Prameshwara